Model OSI Layer, Model TCP/IP, dan Ethernet
Disusun
Oleh :
1.1 Model OSI
Model referensi
jaringan terbuka OSI atau OSI
Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural
jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization
for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open
System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model
tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum
munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung
kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan
komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam
suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama,
membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi
ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini
mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Standar model referensi ini, jika
dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah
model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
2. Model referensi ini dianggap sangat
kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless)
dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control
dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
3. Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata)
membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan
pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang
disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile
(GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan
implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang
dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference
Model pun akhirnya
dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar
komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang
digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network
Architecture (SNA)
memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model.
OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari
bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut :
Lapisan ke-
|
Nama lapisan
|
Keterangan
|
7
|
||
6
|
Berfungsi untuk mentranslasikan data
yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah
perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation
(dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
|
|
5
|
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat
dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan
resolusi nama.
|
|
4
|
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data
serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun
kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga
membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement),
dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
|
|
3
|
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing
melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
|
|
2
|
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain
itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access
Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan
seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802,
membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
|
|
1
|
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan,
metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level
ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan
media kabel atau radio.
|
Tabel 1.1 tabel tujuh lapis model OSI
2.1 Transmission
Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data
dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri
sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol
suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak
digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi.
Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP
stack
Protokol TCP/IP
dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah
protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan
fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini
menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang
mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan
satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang
berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk
membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP
selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan
terhadap jaringan komputer
dan Internet. Pengembangan
ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture
Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang
berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan
dalam dokumen yang disebut sebagai Request for
Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
2.2 Arsitektur
Arsitektur
TCP/IP tidaklah berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi menggunakan model referensi DARPA. Seperti diperlihatkan dalam diagram,
TCP/IP merngimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis.
Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski tidak secara langsung) terhadap model
referensi OSI. Empat lapis ini, kadang-kadang disebut sebagai DARPA Model,
Internet Model, atau DoD Model, mengingat TCP/IP merupakan
protokol yang awalnya dikembangkan dari proyek ARPANET yang dimulai
oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Setiap lapisan
yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP diasosiasikan
dengan protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam protokol TCP/IP adalah
sebagai berikut:
- Protokol lapisan aplikasi: bertanggung jawab untuk
menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP.
Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network
Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam
beberapa implementasi stack protokol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan
aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBIOS over
TCP/IP (NetBT).
- Protokol lapisan antar-host: berguna untuk membuat komunikasi
menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast
yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission
Control Protocol (TCP) dan User Datagram
Protocol (UDP).
- Protokol lapisan internetwork: bertanggung jawab untuk
melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol
yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group
Management Protocol (IGMP).
- Protokol lapisan antarmuka jaringan: bertanggung jawab untuk
meletakkan frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan.
TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari
teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched
Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous
Transfer Mode (ATM)).
2.3 Pengalamatan
Protokol TCP/IP
menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau jaringan dalam
sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:
- Pengalamatan IP: yang berupa
alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat oktet berukuran 8-bit) yang umumnya
ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz. Dengan menggunakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya,
sebuah alamat IP pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network
Identifier (NetID) yang dapat mengidentifikasikan jaringan lokal dalam
sebuah internetwork dan Host identifier (HostID) yang dapat
mengidentifikasikan host dalam jaringan tersebut. Sebagai contoh, alamat
205.116.008.044 dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.000
ke dalam Network ID 205.116.008.000 dan Host ID 44. Alamat
IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk sebuah host,
yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) (dinamis).
- Fully qualified domain name (FQDN): Alamat ini merupakan
alamat yang direpresentasikan dalam nama alfanumerik yang diekspresikan
dalam bentuk <nama_host>.<nama_domain>,
di mana <nama_domain> mengindentifikasikan jaringan di mana sebuah
komputer berada, dan <nama_host> mengidentifikasikan sebuah komputer
dalam jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema penamaan domain
Domain Name System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN id.wikipedia.org
merepresentasikan sebuah host dengan nama "id" yang terdapat
di dalam domain jaringan "wikipedia.org". Nama domain wikipedia.org merupakan second-level
domain yang terdaftar di dalam top-level domain .org, yang
terdaftar dalam root DNS, yang memiliki nama "."
(titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat dan lebih mudah diingat
ketimbang dengan menggunakan alamat IP. Akan tetapi, dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat
berjalan, FQDN harus diterjemahkan terlebih dahulu (proses penerjemahan
ini disebut sebagai resolusi nama) ke dalam alamat IP dengan
menggunakan server yang menjalankan DNS, yang disebut dengan Name
Server atau dengan menggunakan berkas hosts (/etc/hosts atau
%systemroot%\system32\drivers\etc\hosts) yang disimpan di dalam mesin yang
bersangkutan.
2.4 Layanan
Berikut ini
adalah layanan tradisional yang dapat berjalan di atas protokol TCP/IP:
- Pengiriman berkas (file transfer). File Transfer Protocol (FTP) memungkinkan pengguna
komputer yang satu untuk dapat mengirim ataupun menerima berkas ke sebuah
host di dalam jaringan. Metode otentikasi yang
digunakannya adalah penggunaan nama pengguna (user name) dan password'', meskipun banyak juga FTP yang
dapat diakses secara anonim (anonymous), alias tidak berpassword.
(Keterangan lebih lanjut mengenai FTP dapat dilihat pada RFC 959.)
- Remote login. Network terminal Protocol
(telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu komputer di dalam suatu jaringan
secara jarak jauh. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan
komputernya sebagai perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut.
(Keterangan lebih lanjut mengenai Telnet dapat dilihat pada RFC 854 dan RFC 855.)
- Computer mail. Digunakan untuk menerapkan sistem
surat elektronik. (Keterangan lebih lanjut
mengenai e-mail dapat dilihat pada RFC 821 RFC 822.)
- Network File System (NFS). Pelayanan akses berkas-berkas
yang dapat diakses dari jarak jauh yang memungkinkan klien-klien untuk
mengakses berkas pada komputer jaringan, seolah-olah berkas tersebut
disimpan secara lokal. (Keterangan lebih lanjut mengenai NFS dapat dilihat
RFC 1001 dan RFC 1002.)
- Remote execution. Memungkinkan pengguna komputer
untuk menjalankan suatu program tertentu di dalam komputer yang
berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yang
terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu sistem
komputer.
Ada beberapa jenis remote execution, ada yang berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yang dapat dijalankan dalam system komputer yang sama dan ada pula yg menggunakan sistem Remote Procedure Call (RPC), yang memungkinkan program untuk memanggil subrutin yang akan dijalankan di sistem komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah rsh dan rexec.) - Name server yang berguna sebagai penyimpanan basis data nama host yang digunakan pada Internet (Keterangan lebih
lanjut dapat dilihat pada RFC 822 dan RFC 823 yang menjelaskan mengenai
penggunaan protokol name server yang bertujuan untuk menentukan
nama host di Internet.)
2.5 Request for Comments
RFC (Request
For Comments) merupakan standar yang digunakan dalam Internet, meskipun ada
juga isinya yg merupakan bahan diskusi ataupun omong kosong belaka. Diterbitkan
oleh IAB yang merupakan komite independen yang terdiri atas para peneliti dan
profesional yang mengerti teknis, kondisi dan evolusi Internet. Sebuah surat yg
mengikuti nomor RFC menunjukan status RFC :
- S: Standard, standar resmi bagi
internet
- DS: Draft standard, protokol tahap
akhir sebelum disetujui sebagai standar
- PS: Proposed Standard, protokol
pertimbangan untuk standar masa depan
- I: Informational, berisikan
bahan-bahan diskusi yg sifatnya informasi
- E: Experimental, protokol dalam
tahap percobaan tetapi bukan pada jalur standar.
- H: Historic, protokol-protokol yg
telah digantikan atau tidak lagi dipertimbankan utk standardisasi.
2.6 Bagaimanakah bentuk arsitektur dari
TCP/IP itu ?
Dikarenakan
TCP/IP adalah serangkaian protokol di mana setiap protokol melakukan sebagian
dari keseluruhan tugas komunikasi jaringan, maka
tentulah implementasinya tak lepas dari arsitektur jaringan itu sendiri.
Arsitektur rangkaian protokol TCP/IP mendifinisikan berbagai cara agar TCP/IP
dapat saling menyesuaikan.
Karena TCP/IP
merupakan salah satu lapisan protokol Model OSI, berarti bahwa
hierarki TCP/IP merujuk kepada 7 lapisan OSI tersebut. Tiga lapisan teratas
biasa dikenal sebagai "upper level protocol" sedangkan empat
lapisan terbawah dikenal sebagai "lower level protocol". Tiap
lapisan berdiri sendiri tetapi fungsi dari masing-masing lapisan bergantung
dari keberhasilan operasi layer sebelumnya. Sebuah lapisan pengirim
hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang sama di penerima (jadi misalnya lapisan data link penerima hanya berhubungan dengan
lapisan data link pengirim) selain dengan satu layer di atas atau
di bawahnya (misalnya lapisan network berhubungan dengan lapisan transport di atasnya atau dengan lapisan data
link di bawahnya).
Model dengan
menggunakan lapisan ini merupakan sebuah konsep yang penting karena suatu
fungsi yang rumit yang berkaitan dengan komunikasi dapat dipecahkan menjadi
sejumlah unit yang lebih kecil. Tiap lapisan bertugas memberikan layanan
tertentu pada lapisan diatasnya dan juga melindungi lapisan diatasnya dari
rincian cara pemberian layanan tersebut. Tiap lapisan harus transparan sehingga
modifikasi yang dilakukan atasnya tidak akan menyebabkan perubahan pada lapisan
yang lain. Lapisan menjalankan perannya dalam pengalihan data dengan mengikuti
peraturan yang berlaku untuknya dan hanya berkomunikasi dengan lapisan yang
setingkat. Akibatnya sebuah layer pada satu sistem tertentu hanya akan
berhubungan dengan lapisan yang sama dari sistem yang lain. Proses ini dikenal
sebagai Peer process. Dalam keadaan sebenarnya tidak ada data yang
langsung dialihkan antar lapisan yang sama dari dua sistem yang berbeda ini.
Lapisan atas akan memberikan data dan kendali ke lapisan dibawahnya sampai
lapisan yang terendah dicapai. Antara dua lapisan yang berdekatan terdapat interface
(antarmuka). Interface ini mendifinisikan operasi dan layanan yang
diberikan olehnya ke lapisan lebih atas. Tiap lapisan harus melaksanakan
sekumpulan fungsi khusus yang dipahami dengan sempurna. Himpunan lapisan dan
protokol dikenal sebagai "arsitektur jaringan".
3.1 Ethernet
Gambar 3.1 Ethernet (Kartu
Jaringan)
Kartu Jaringan (Ethernet Card) tahun 1990an versi kombo
dengan dua konektor
masukan, kabel koaksial
10BASE2/konektor BNC (kiri) dan konektor RJ-45/Twisted-pair-based 10BASE-T (kanan)
Ethernet merupakan jenis skenario perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer yang dikembangkan oleh Robert
Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto Research
Center (PARC) pada
tahun 1972.
3.2 Selayang pandang
Versi awal Xerox
Ethernet dikeluarkan pada tahun 1975
dan di desain untuk menyambungkan 100 komputer pada kecepatan 2,94 megabit per
detik melalui kabel sepanjang satu kilometer.
Desain tersebut
menjadi sedemikian sukses di masa itu sehingga Xerox,
Intel dan Digital
Equipment Corporation (DEC) mengeluarkan standar Ethernet 10Mbps
yang banyak digunakan pada jaringan komputer saat ini. Selain itu, terdapat
standar Ethernet dengan kecepatan 100Mbps yang dikenal sebagai Fast Ethernet.
Asal Ethernet
bermula dari sebuah pengembangan WAN di University
of Hawaii pada akhir tahun 1960
yang dikenal dengan nama "ALOHA". Universitas tersebut memiliki
daerah geografis kampus yang luas dan berkeinginan untuk
menghubungkan komputer-komputer yang tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah
jaringan komputer kampus.
Proses
standardisasi teknologi Ethernet akhirnya disetujui pada tahun 1985 oleh Institute
of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), dengan sebuah
standar yang dikenal dengan Project 802. Standar IEEE selanjutnya diadopsi oleh
International Organization for Standardization (ISO), sehingga menjadikannya
sebuah standar internasional dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk
jaringan komputer. Karena kesederhanaan dan keandalannya, Ethernet pun dapat
bertahan hingga saat ini, dan bahkan menjadi arsitektur jaringan yang paling
banyak digunakan.
3.3 Jenis-jenis Ethernet
Jika dilihat
dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis, yakni sebagai berikut:
- 10 Mbit/detik, yang sering disebut
sebagai Ethernet saja (standar yang digunakan: 10Base2, 10Base5, 10BaseT, 10BaseF)
- 100 Mbit/detik, yang sering
disebut sebagai Fast Ethernet (standar yang digunakan: 100BaseFX,
100BaseT, 100BaseT4, 100BaseTX)
- 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik,
yang sering disebut sebagai Gigabit Ethernet
(standar yang digunakan: 1000BaseCX,
1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT).
- 10000 Mbit/detik atau 10
Gbit/detik. Standar ini belum banyak diimplementasikan.
Kecepatan
|
Standar
|
Spesifikasi IEEE
|
Nama
|
10 Mbit/detik
|
Ethernet
|
||
100 Mbit/detik
|
|||
1000 Mbit/detik
|
|||
10000 Mbit/detik
|
11mm/.ll
|
3.4 Cara kerja
Spesifikasi
Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada lapisan fisik dan
lapisan data-link dalam model referensi jaringan tujuh lapis OSI, dan cara pembuatan paket data ke
dalam frame sebelum ditransmisikan di atas kabel.
Ethernet
merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband yang mengirim
sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Ethernet
beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau
mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya secara sekaligus. Fast
Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat bekerja dalam modus full-duplex atau half-duplex.
Ethernet
menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense Multiple
Access with Collision Detection untuk menentukan station mana yang dapat mentransmisikan
data pada waktu tertentu melalui media yang digunakan. Dalam jaringan yang
menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan "mendengar"
terlebih dahulu sebelum "berbicara", artinya mereka akan melihat
kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan
data. Jika tidak ada komputer yang sedang mentransmisikan data, maka setiap komputer
yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk
mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang
menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasrkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal
kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.
Jika dua
station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu yang sama, maka
kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan), yang akan
mengakibatkan dua station tersebut menghentikan transmisi data, sebelum
akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval waktu yang acak (yang
diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station dalam sebuah jaringan
Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja
jaringan pun akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya 10
Mbit/detik, jika dalam jaringan terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan
kinerja yang berkisar antara 40% hingga 55% dari bandwidth yang diharapkan (10
Mbit/detik). Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah dengan
menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap
jaringan Ethernet ke dalam beberapa collision domain.
3.5 Frame Ethernet
Ethernet
mentransmisikan data melalui kabel jaringan dalam bentuk paket-paket data yang disebut dengan Ethernet Frame. Sebuah Ethernet frame
memiliki ukuran minimum 64 byte, dan maksimum 1518 byte dengan 18 byte di
antaranya digunakan sebagai informasi mengenai alamat sumber, alamat tujuan,
protokol jaringan yang digunakan, dan beberapa informasi lainnya yang disimpan
dalam header serta trailer (footer). Dengan kata lain,
maksimum jumlah data yang dapat ditransmisikan (payload) dalam satu buah
frame adalah 1500 byte.
Ethernet
menggunakan beberapa metode untuk melakukan enkapsulasi paket data menjadi
Ethernet frame, yakni sebagai berikut:
- Ethernet II (yang digunakan untuk TCP/IP)
- Ethernet 802.3 (atau dikenal sebagai Raw
802.3 dalam sistem jaringan Novell, dan digunakan untuk
berkomunikasi dengan Novell NetWare versi 3.11 atau yang sebelumnya)
- Ethernet 802.2 (juga dikenal sebagai Ethernet
802.3/802.2 without Subnetwork Access Protocol, dan digunakan untuk konektivitas
dengan Novell NetWare 3.12 dan selanjutnya)
- Ethernet SNAP (juga dikenal sebagai Ethernet
802.3/802.2 with SNAP, dan dibuat sebagai kompatibilitas dengan sistem
Macintosh yang menjalankan TCP/IP)
Sayangnya,
setiap format frame Ethernet di atas tidak saling cocok/kompatibel satu dengan
lainnya, sehingga menyulitkan instalasi jaringan yang bersifat heterogen. Untuk
mengatasinya, lakukan konfigurasi terhadap protokol yang digunakan via sistem operasi.
3.6 Topologi
Ethernet dapat
menggunakan topologi jaringan fisik apa saja (bisa berupa topologi bus, topologi ring, topologi star atau topologi mesh) serta jenis kabel yang digunakan (bisa berupa kabel koaksial (bisa berupa Thicknet atau Thinnet), kabel tembaga (kabel UTP atau kabel STP), atau kabel serat optik). Meskipun demikian, topologi star lebih disukai. Secara logis, semua jaringan Ethernet menggunakan topologi bus,
sehingga satu node akan menaruh sebuah sinyal di atas bus dan sinyal
tersebut akan mengalir ke semua node lainnya yang terhubung ke bus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar